Thursday, November 22, 2007

Badai pasti berlalu

Hard week 12-16 nov 2007

Badai pasti berlalu

Excelkom adalah assignment project saya yg kedua setelah di Indosat menangani 3G Core dan BSC (2G) Rehoming. Saya diassign oleh bos saya, dengan tugas utama untuk membereskan sejumlah design yg ditemukan tidak balance dalam network design yg telah di-plan oleh network planner sebelum saya. Tidak tanggung-tanggung agar proses balancing ini berjalan sempurna, hasil design saya diamati dan di-review langsung oleh ekspert dari Nokia Siemens Global.

Ada rasa tidak percaya dalam diri saya, bagaimana bisa saya yg baru diassign belum seminggu kemudian hasil kerja saya sudah dibayang2i untuk dicek langsung oleh pakar NSN dengan pangkat Tier-3, suatu level ekpertise yg sangat tinggi di Nokia Siemens. Rasa takut, was was, deg2an, jantung serasa mau copot, plus rasa lelah yg sangat menghinggapi diri saya. Oh my god, teriak saya, what’s happenin’ to me.

Hari itu jumat hari terakhir dalam minggu itu, saya bisa submit design yg sudah saya lakukan selama seminggu terakhir. Kebanyakan dari hari2 dalam minggu tersebut saya jalani dengan sedikit tidur, bahkan ada beberapa hari dimana saya tidak tidur sama sekali. Dengan perasaan was2 saya akhirnya meninggalkan kantor untuk pulang ke rumah ortu di Bogor.

Perasaan cemas saya terbukti, jam sebelas malam ketika saya masih duduk setengah tertidur di bis, saya menerima sms dari manager saya kalau hasil design saya sudah direview oleh pakar yg saya sebutkan diatas. Setengah tidak percaya karena pikir saya terasa begitu cepat kerjaan saya direview oleh pakar itu. Tidak seperti pengerjaannya oleh saya yg memakan waktu seminggu dengan sedikit tidur pula. Oh my god harus cepat2 dibaca nih email, pikirku dalam hati. Lagi2 perasaanku ngga tenang..

Setelah berupaya menenangkan diri, saya akhirnya memaksakan diri untuk pulang ke rumah terlebih dahulu, setelah sempat terpikir untuk balik lagi ke kosanku di Jakarta. Supaya kalau2 ada hal yg urgent seperti aku diminta untuk mengubah design aku bisa cepat2 melakukannya. Akhirnya aku balik ke rumah, kemudian dengan sulit sekali aku memaksakan diri untuk tidur.

Baru esoknya, Sabtu, saya memaksakan diri saya untuk kembali ke kantor di Menara Mulia. Sekitar pukul 12 siang saya sampai kantor. Untung saja kebetulan geng main saya sedang melakukan perjalanan ke Jakarta untuk bisnis kecil2an sekalian main. Jadi aku bisa menumpang mobil temanku hingga Mal Ambasador. Sebelum akhirnya aku menumpang ojek ke kos untuk sekedar mengambil motor dan langsung berangkat menuju kantor. Di hari sabtu itu memang terasa kantor sangat sepi, sesampainya di lt.6 tanpa basa-basi aku segera membuka laptop untuk membaca email.

“gentlemen,I am happy with the design, with some small thing to revise”, kurang lebih begini petikan yg aku baca di emailku. Intinya menunjukkan komentar dari ekspert tadi yg menyetujui hasil designku dan menunjukan kalau problem ketidak balance yg sebelumnya terjadi sudah dibetulkan olehku dan tidak ditemukan dalam rancanganku. Segera aku sms teman2ku, sejenak mereka memberikan selamat padaku. Akupun ngga lama segera mengambil air wudu sekedar menunaikan solat dzuhur dan berkali kali melakukan sujud syukur. Alhamdulilah rintangan terberat yg pernah aku alami sepanjang karirku akhirnya berkat ijin-Nya bisa kulewati dengan baik, setidaknya itu menurut penilaian orang yg lebih ahli daripadaku.

I hate/luv Monday?

I hate/luv Monday?

Hari ini senin 19 november 2007, menjelang tanggal 20 biasanya adalah hari dimana orang2 mulai bahagia karena menjelang gajian. Gatau kenapa aku menjelang tanggal 20 ngga seperti biasanya datar aja. Seperti biasa ak berangkat dari rumah pagi dengan diantar oleh temanku pakai sepeda motor menuju terminal Baranang Siang Bogor. Kurang lebih satu jam perjalanan dari terminal Baranang siang naik bis hingga UKI.

Sesampainya di uki, saat perpisahan dengan temanku dimulai, kami berdua turun. Dia menuju kantornya dengan menumpang ojek sementara aku melanjutkan perjalananku dengan naik bis P6 jurusan kampung Rambutan-Grogol. Perjalananku dengan bis P6 berakhir di komdak.

Setelah turun bis, aku melewati jembatan penyebrangan yg cukup melelahkan bagiku. Namun, aku selalu berpikiran positip berharap naik-turun tangga ini bagus buat kesehatanku. Selesai menuruni tangga aku berjalan sedikit menuju gedung perkantoran yg mayan megah di jalan gatot subroto, yaitu Menara Mulia.

Sesampainya di gedung Menara mulia, aku disambut oleh satpam yg dengan setia melakukan bag checking (pemeriksaan tas). Prosedur ini normal dilakukan semenjak marak terjadi pengeboman gedung oleh teroris yg tidak bertanggung jwab. Aku melihat ke wajah satpam yg melakukan pemeriksaan tas, satpam itu terlihat senyum ke arahku. Dan aku pun sepintas melihat wajahnya, O ternyata aku sudah mengenalnya. Bagian tasku pun dibuka sedikit olehnya tanpa diperiksa lebih lanjut, akupun dibiarkan masuk olehnya. Masuk area menara mulia, aku masih berjalan kaki sedikit ke arah lobby. Disana aku bertemu dengan petugas lobby yg wajahnya juga sudah aku kenal. Seperti biasa, ia mengganggukkan kepala dan melambaikan tangannya mempersilakan aku untuk masuk gedung. Akupun mengangguk kemudian mulai memasuki gedung.

Di dalam area gedung ada pemeriksaan tas kedua. Buat orang yg baru pertama kali memasuki gedung ini pasti akan merasakan kalau pemeriksaan keamanan ini terasa begitu ketat. Selesai melewati pemeriksaan tas kedua aku pun berjalan sedikit menuju lift. Aku menekan tombol, dan tak lama kemudian lampu lift menyala dan pintunya pun terbuka aku pun segera memasuki lift. Setelah pintu lift terkunci aku pun segera menekan angka 6, lantai dimana kantorku berada. Ting, begitu bunyi lift ketika sampai di lantai yg aku tuju. Pintu lift pun terbuka, aku pun bergegas keluar dari lift. Aku pun berjalan menuju pintu masuk kantorku. Sebelum aku sampai di depan pintu masuk kantorku, aku melewati meja satpam. Petugas yg jaga adalah orang yg sudah aku kenal wajahnya. Sejenak aku menganggukkan kepala ke arahnya. Ia pun melakukan hal yg sama terhadapku. Sudah menjadi kebiasaanku kalau aku bersikap ramah terhadap siapapun orang yg kutemui. Sebelum aku memasuki pintu masuk, terlebih dahulu aku menuju toilet, sekedar untuk membasuh peluh yg mengalir dari wajahku dengan air segar karena sekian jam aku berada di jalan. Kemudian aku pun bergegas menuju pintu masuk. Aku mengarahkan kartu aksesku (akses card) ke papan akses di dekat pintu masuk. Kemudian lampu papanpun menyala tanda aku diperbolehkan untuk masuk. Inilah prosedur yg kujalani setiap hari Senin sebelum memulai kerja….